Redam
Semarah apapun masalah yang dihadapi Sembunyikan tangan mu Agar tidak ada niat pada kekerasan
Semarah apapun masalah yang dihadapi Sembunyikan tangan mu Agar tidak ada niat pada kekerasan
Mengapa kah hati mu kala aku Menanti kata cinta Mengalir air mata kala sepi tiba Kurasakan langkah ku makin laju Melangkah batas rindu Dan aku pun memburu mentari yang jauh
Bila debunga cinta Gugur layu terkulai Sepi menyelubungi …….. Tegar bersama kasih Cinta semusim kita Mu abadi Terpaut kembali
Kemanakah hati mu kala aku Menanti kata cinta Mengalir air mata Kala sepi tiba
Haruskah ku terus melayani perasaan Meskipun ku tau itu hanya lah hayalan Cinta ku padamu harus kah aku teruskan Kerana ku tau diri mu sudah berteman
Harapan hati ku Ingin jumpa dengan mu Walaupun akhirnya Tak tercipta haruskah bagaimana
Hanya padamu ku serahkan segalanya Pohon cinta ku abadi disirami kasih suci Hanya pada mu kuserahkan segalanya Kau bertahta dinurani….
Kusangkakan panas berpanjangan Rupanya gerimis rupanya gerimis Mengundang ah ha ha ha Dalam tak sedar ku kebasahan Pernah juga kau pinta perpisahan Aku sangkakan itu hanyalah Gurauan ah ha ha ha Nyata kau serius dalam senyuman Bukan sekejap denganmu
Lamunan ku tersentak Hasrat pun meronta Gemuruh rasa Terpaku Sukma Dengan senyuman Sebuah misteri Siapa gerangan sang puteri
Berakhir ku di pintu besi Lama ku terkurung sepi Membuai lamunan Ku ayunkan kaki Masih adakah pintu maaf dihati
Ketika Aq merasa lara Walaupun itu berat untuk berkesah Langkah gegas tak tergapai Dimana ungkapan sulit tercerna
Kenangan bersama mu kasih Seumpama mimpi di dalam mimpi Serasa engkau di sisi Menemani ku saban hari
Seumur hidup aku ini yang pertama Pintu hatiku diketuk oleh dua wanita Punyai ciri selama ini kucari Berbeza wajah ayunya tetap asli Kalau kupilih di sini apa kata di sana? Kalau kupilih di sana, di sini akan terluka Perlukah aku pilih keduanya? Bahagi kasih seadil-adilnya Sungguh ‘ku merasa resah Untuk menilai sesuatu yang indah Namun
Indah terasa bila cinta tercipta Memadu kasih janji bersama Bersama-sama melafaz kata cinta Gurau senda dan tawa berdua Tapi kini semuanya kenangan Kau pergi tanpa pesan Mana janjimu yang kau lafazkan dulu Hidup dan matimu bersamaku Rela kau pegi walau hati disakiti Biarkanlah aku sendiri Airmata menjadi penawar Akanku simpan semua jadi kenangan oh… oh…
Lama telah ku impikan Gadis sepertinya Mengisi taman hati Dengan cahaya kasih suci Milik siapa kah hati mu Wajah nan cantik oh berseri Ingin ku curahkan kasih kepada yang Sudi Apakah ia Sudi
Jika benar cinta itu buta Buta kah mata ku Sekali terluka masih jua ku menunggu Hanya satu pintaku
Selagi masih ada Harapan cinta Dihati ini engkau lah bunga impian
Kita bertemu kali ini untuk apa Luka berdarah menambahkan lagi sengsara Luka yang lama masih dapat aku sembuhkan
Langit cerah membias cahaya Di atas debur ombak menari Kibasan rambutmu terurai Kala kutatap indah matamu Walau hadirku untuk sejenak Kau berikan tembang-tembang lagu cinta Meninggalkan satu kenangan Terukir dalam dinding hatiku Kaburkan luka lama ini Dengan sinar emas sang pelangi Izinkanlah diri bila mengagumi ‘Kan kunikmati damai alam surgawi Bidadari Kau datang mempesona Bidadari
Mengapa kah hati mu kala aku Menanti kata cinta Mengalir air mata Kala sepi tiba Kurasakan langkah ku makin laju
Haruskah ku terus melayani perasaan Meski pun ku tau itu hanya lah hayalan Cinta ku padamu harus kah aku teruskan
Di kala ku keseorangan Kenangan selalu datang menjelma Terbayang saat saat nan manis ketika bersama dahulu Oh sayang ku hulurkan tangan mu
Kita bertemu kali ini untuk apa Luka berdarah menambahkan lagi sengsara Luka yang lama masih jua
Panas-panas goreng pisang Kopi agak pahit di gelas kaca Diterbangi lampu malam-malam Di ujung-ujung Yogyakarta Semua aku ingat Dan tak akan ku lupa Masa yang paling indah Masa yang paling asyik.. ..